TENTANG MUTIARAHATI WANITA


Aku lahir dan besar di kota ini Tanah Grogot Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Ayah ku Bugis dan Ibuku Banjar. Aku lahir hampir 41 tahun yang lalu, tepatnya 2 Juni dengan nama Hairunnisa. Aku kecil hingga remaja hidup dalam keluarga yang serba pas-pasan. Ayahku yang hanya pekerja swasta (maksudnya beliau tukangnya, buruhnya,juga beliau pemiliknya merangkap bos) kerja apapun buat memberi makan anak2nya yang tidak sedikit.
Aku sulung dari 8 adik, 2 orang lagi di semester akhir. Ibuku wanita paling bijaksana se dunia yang berjuang membantu ayahku bekerja apa saja yang halal. Kami hidup sangat rukun dan kompak saling bantu satu dengan yang lain hingga detik ini. Banyak suka dan dukanya kami lalui bersama-sama.

Beranjak aku remaja kehidupan kami lebih baik, ayahku banting haluan usaha, menjadi pengusaha kontraktor fisik bangun sekolahan, puskesmas, dll yang biasalah bila hujan ke banjiran bila kemarau kekeringan. Tapi Bundaku sudah mendidik kami hidup dalam kesederhanaan, tak boleh nampak berbeda jauh dengan teman bergaul. Yang penting sekolah. Aku yang tahu akan kemampuan ekonomi keluarga tidak bersedia melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA aku mencari kerja. Dari teman ayah aku menjd karyawan, pada sebuah Asosiasi.

Setamat SMP aku di pindahkan ke Sulsel untuk melanjtkan ke SMA dengan begitu aku bisa lebih dekat dengan nenek dari ayahku. Jarak tak memutus janji yang Allah tentukan padaku, rupanya berjodoh dengan tetangga sebelah rumahku, kami memang saling suka sejak 5 tahun sebelum akhirnya menikah, Dia ketika itu sudah bekerja di Pemerintahan dengan status PNS.
Akhirnya kami menikah tanggal 23 Juli 1989. Tidak ada yang paling bahagia di dunia ini ketika itu selain kami berdua. Tahun 1990 aku menjadi PNS dan di tahun yang sama di bulan Oktober aku punya bayi laki2 yang kini telah menjadi mahasiswa. 6 tahun kemudian baru ada adiknya juga laki-laki yang kini duduk di kelas I SMP.
Hampir 20 tahun usia pernikahan kami, bukan hal yang mudah untuk di lalui, jalan terjal, berliku, ujian dan cobaan ombak dan gelombang, angin, kencang mencoba mengoyahkan pertahanan RT kami. Dengan Izin Allah kami mampu bertahan tegar dalam segala masalah yang ada. Kuncinya hanya satu mesti ada yang mengalah dan bijaksana bersikap ketika titik jenuh menghampiri, tidak mudah tapi harus ada tekat dan kemauan.

Dan Selama ini apapun permasalahan di RT ku tak ada orng lain yang boleh tahu dan ikut menyelesaikannya, cukup kami berdua tanpa pertimbangan siapapun, termasuk ortu kami. Dan itu berjalan dengan baik. Dalam pergaulan Aku orang yang sangat toleran, perduli,sangat prinsip, keras nekat dan berani. Ketika harus berkata A maka sangat sulit berganti B. Dan ketika aku menganggap perlu dan mendesak perduli dan membantu, maka aku tak perlu menunggu persetujuan siapapun termasuk suami, aku hanya perlu izin. Yang penting bukan soal penghasilan dari suami.

Hidup adalah pilihan begitu kata orang bijak maka aku mencoba menikmatinya dengan banyak bersyukur pada Allah sudah memberiku hal terbaik diantara orang-orang yang penuh cinta dan kasih padaku selama ini. Maha Benar Allah dengan segala kekuasaanNya.

2 komentar:

  1. lumayan tapi jangan terlalu keras pada pendirian yang belum pasti dan tau sendiri tuhan menciptakan wanita itu seperti apa

    BalasHapus
  2. Makasih saran dan masukannya...

    BalasHapus

Beri kritik dan saran untuk kebaikan dan kemajuan Mutiarahati Wanita.